Kamis, 31 Maret 2011

The Adventure of Autism Children


Film Script


St. Watersburg, Waterblue
Di tahun 1235, ada sekelompok penyamun yang memiliki kekejaman seperti Tempest. Mereka melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain. Sampai suatu saat mereka tiba di sebuah kota St. Watersburg. Pada akhirnya, kota St. Watersburg pun berhasil dijarah habis-habisan oleh sekelompok Robers Gang. Semua rumah dihancurkan dan penghuninya dibunuh habis-habisan. Hingga yang tersisa hanyalah puing-puing mayat yang berserakan. St. Watersburg akhirnya menjadi kota mati. Namun ternyata ada dua orang anak kecil yang berhasil bersembunyi di balik reruntuhan. Mereka selamat, bahkan ketika Robers Gang telah pergi dari St. Watersburg, mereka berdua berjanji akan kembali menghidupkan kota St. Waterburg seperti sedia kala.
1345 (Satu abad selanjutnya)
Di sebuah kota mati, di mana tak ada manusia dari luar yang berani datang ke kota mati tersebut, tinggallah dua keluarga  kejam, Meikhuy’s family dan Lhokhuy’s family. Mereka bisa membunuh siapa saja yang datang ke kota mati. Mereka adalah keturunan penghuni St. Watersburg yang asli. Mereka semua mengidap penyakit autis yang diturunkan dari kegilaan nenek moyang mereka. Akhirnya keautisan tersebutpun telah tertanam di setiap tubuh generasi berikutnya, berikutnya, dan seterusnya.
1375
Di pelataran kota yang tak lagi terlihat kota. Orang luar lebih menyebutnya dengan istilah hutan liar. Di tengah hutan liar St.Waterburgs, sekelompok anak autis sedang assik bermain.
Yakhuy            : “Hahaha, kita mulai permainan ini!”
Sekolompok anak lainpun ikut berkumpul dan bersorak liar, mengadu-ngadu tangan, saling tos, dan mulai kembali berkumpul melakukan rapat
Yakhuy            : “Semua…. STOP!!!! Jangan ada suara lagi. Kita mulai rapatnya!”
Zekhuy            : “Apakah semua kelompok gang kita sudah hadir?”
Kachuy            : “Saya absen semua, Yakhuy sang pimpinan jagal! Zekhuy dan Takhuy sang para pelatih jagal! Anggota,  Kachuy, ‘wowoi aku hadir, Chikuy, Pakhuy, Sikhuy, Nakhuy, Rikhuy!”
Semua menjawab dengan gaya masing-masing, mereka autis, mereka semua autis, dan merekapun selalu hidup dengan dunianya. Bahkan ketika mereka menjawab absen, banyak yang terlihat bertingkah aneh. Ada yang memukul-mukul kepala, ada yang sambil melempar-lempar batu, ada yang menari-nari. Mereka assik dengan dunianya. Namun mereka semua satu, satu dalam satu permainan.
Yakhuy yang dari tadi melamun, tiba-tiba berteriak dan mengagetkan para anggota yang sedang berada di dunianya sendiri.
Yakhuy                        : “ANCUR!!!”
Semua              : “ANCUR????”
Yakhuy                        : “Kenapa semua anggota kebanyakan wanita?”
Lyekuy             : “YAKHUY, walau kita para wanita. Kita lebih kejam dari laki-laki di manapun di luar sini!”
Wanita             : “Kwkwkwkwk, hahhaha benar!”
Nakhuy            : “Benar apa yang dikatakan mereka Yakhuy. Toh mereka semua jago menjagal. Mereka semua selalu bisa membunuh manusia-manusia luar yang datang ke sini.”
Zekhuy                        : “Diam semua, Yakhuy adalah pimpinan kita. Lagi pula dia anak tertua dari Lhokhuy. Hei, Yakhuy. Apa alasannya kau tiba-tiba berpikir seperti itu?”
Yakhuy                        : “Kita harus mencari cara, kemarin aku ke Illioniss. Kalian tahu kan tempat itu tempat apa?”
Chikhuy           : “Iya aku pernah ke sana, dan di sana banyak orang-orang baik. (Muntah). Mereka makan-makanan aneh, semua menjijikan. Tidak seperti kita.
Nakhuy            : “Ikh, aku belum ke sana…. Memang mereka makan apa?”
Pakhuy                        : “Ah, makanya Nakhuy. Walau kamu bungsu, kamu harus tahu keadaan di Illionis seperti apa.”
Chikuy             : “ Benar, di sana sangat menyiksa. Iiiih, mereka makan-makanan hmm…..RO…” (berpikir)
Lyekhuy           : “Roti!!!!”
Semua  muntah, kecuali Nakhuy yang masih bingung membayangkan roti.
Nakhuy            : “Apa itu roti?”
Kachuy                        : “Itu sejenis makanan yang terbuat dari (mau muntah). Entahlah, akupun pernah memakannya dan tak ada rasa apa-apa. Lebih baik aku makan semut, hm… walau kecil tetapi berasa. Pedas…. Lezaat… Nikmat. daripada makan makanan kapuk seperti itu.”
Yakhuy            : “Tuh lihat Zhekuy, kalau perempuan itu seperti itu. Mereka pasti banyak omongnya!” (marah)
Wanita             : “Maaf!!!” Semua menyesal sambil tertawa-tawa.
Takhuy                        : “Aku mulai setuju. Nanti aku cari solusi. Tetapi tadi aku rasa, sebelum para wanita itu berbicara, bukankah kau Yakhuy mau bercerita tentang Illionis? Memang ada apa?”
Yakhuy                        :“Me-re-ka, mereka tahu kalau keberadaan kita di St.Waterburgs itu bukan hantu.” (Menghela nafas)
Semua              : “Apa????”
Yakhuy                        : “Ketika aku menyebrangi Lissoury River. Ada tiga orang yang mengikutiku.”
Zhekuy                        : “Tapi bagaimana bisa? Tidak ada yang berani.”
Yakhuy                        : “Tapi aku benar-benar lihat. Perahu mereka ada di belakang perahuku. Sepertinya mereka tinggal di St. Mouis. Jalan lain menuju Illionis.”
Takhuy                        : “Kapan kau ke sana? Kenapa tidak pakai jalan tikus? Pemimpin aneh. Kalau saja aku yang paling tua di sini.”
Nakhuy            : “Takuut….”
Zhekuy                        : “Ya sudah-sudah. Kalau misalnya tiga orang tersebut melewati Lissoury River (membuka peta) bearti mereka akan bermalam di pinggiran hutan ini. Ah masih jauh ke St. Waterburgs, mereka bisa lebih cepat kalau mereka langsung mengambil jalan lurus. Hei, kita jagal saja mereka bareng-bareng. Bagaimana?”
Semua kecuali Yakhuy menjawab setuju. Yakhuy malah terdiam memikirkan sesuatu. Lama dan lama. Sampai semua yang ada di sana ikut melihat Yakhuy dan melamun di depan wajah Yakhuy.
Yakhuy                        : “Hei, apa maksud kalian! Tidak sopan!”
Kachuy                        :“Kamu kenapa Yakhuy? Kita jadi khawatir?”
Chikuy             : “Iya, kita semua sedang berusaha memasuki dunia lamunanmu. Namun susah. Sulit!”
Yakhuy                        : “Temanku semua, rasanya aku harus menceritakan hal ini. Sebuah rahasia tentang St. Waterburgs dan kalian harus tahu.”
Semua              : “Rahasia apa?”
Yakhuy            : “Tentang St. Waterburgs!!”
Lyekhuy           : “Iya bagaimana? Ceritakan!”
Nakhuy            :“Tunggu, jangan dulu” (mengambil beberapa makanan yang terbuat dari serangga)
Chikuy             : “Assik mauu!”
Takhuy                        : “Kalian bisa diam?”
Wanita             : “Baik!” (merunduk malu)
Zekhuy                        : “Yakhuy cepat ceritakan rahasia itu!”
Yakhuy                        :“Baik. Jadi seperti ini. Dulu, St.Waterburgs merupakan sebuah kota yang maju. Semua yang ada di sini adalah bangunan yang megah, bukan hutan belantara seperti sekarang ini. Sampai suatu saat, ada sekelompok penyamun dari negara Rakansas.”
Kachuy                        : “Rakansas? Nama Negara yang aneh! Memang Rakansas di mana? Daerah mana?”
Zekhuy                        : “Ah berisik. Bukan kah kau sering melihat peta. Harusnya peta dunia ini sudah tergambar dalam ingatanmu!”
Lyekuy             : “Berisik! Pokoknya ketika kita ke Rakansas, kita harus melewati St. Mouis dan melewati Cairos, tentunya kita harus melewati sungai yang ganas, banyak batu-batu terjal. Minissipi River, lalu…”
Takhuy                        : “STOP. Kapan kapten kita angkat bicara kalau kalian terus berisik. Sekarang serius. Tidak ada lagi yang menyela perkataan kapten kita. Ayo Yakhuy! Ceritakan dengan singkat dan padat!”
Yakhuy                        : “Baiklah, semua mohon dengarkan aku. Ini demi keselamatan kita semua. Tapi, tadi sampai mana ceritanya?”
Semua              : “Robbers Gang!!”
Yakhuy                        : “Iya benar. Robers Gang adalah sekawanan penyamun yang jahat, mereka melakukan penjarahan sepanjang Minissippi River.  Sampai suatu saat mereka tiba di St.Waterburgs. Sebuah kota yang kaya raya dan penghuninya hidup dengan kebahagiaan. Mereka berlaku kejam di sini, mereka membunuh semua penghuni St.Waterburgs. Pembunuhan masal tersebut disaksikan langsung oleh nenek moyang kita. Vokhuy dan Rekhuy. Semua dibabat habis. Katanya semua penghuni St.Waterburgs yang tertangkap basah dikuliti. Dagingnya dipotong-potong. Robers Gang seperti Tempest, kekejamannya sebanding dengan Dracula di abad pertengahan.”
Pakhuy                        : “Jadi…”
Semua              : “(Berbalik arah) Syutt!”
Pakhuy                        : “Aku Cuma mau nanya kalau nenek moyang kita waktu itu segede apa?!”
Takhuy                        : “Nanti dia ceritakan!”
Yakhuy                        : “Waktu itu, nenek moyang kita masih kecil. Tapi, walaupun mereka masih kecil, di saat itu pun mereka langsung berjanji bahwa ketika dewasa nanti, mereka akan membalas semua kekejaman para penyamun tersebut. Oleh karena itu, mereka mengajarkan semua kekejaman yang mereka lihat kepada anaknya, anaknya kepada anaknya lagi, dan sampai kepada kita agar tak ada seorangpun yang berani lagi menjarah St.Waterburgs.”
Kachuy                        : “Aku bisa mengambil benang merah dari semua cerita itu. Pantas sampai saat ini tidak pernah ada lagi yang berani ke St.Waterburgs. Benarkan? Para leluhur kita berhasil menjaga St. Waterburgs. Makanya, orang asing yang datang ke sini selalu merasa ketakutan.”
Pakhuy                        : “Haha, benar. Mereka menyangka kalau di sini ada hantu yang sangat kejam. Setiap orang yang datang ke sini, mereka tidak akan pernah kembali lagi.”
Chikuy             : “Wow, fantastic!”
Lyekuy             : “Wah, aku baru tahu. Pantas saja dari sejak kecil kita diajarkan untuk membentuk gang yang kejam seperti ini. Hahaha, sebuah gang yang dimotori para orang tua kita. Membentuk pondasi pertahanan. Kita adalah pahlawan St.Waterburgs!”
Semua              : “HIDUP!!!”
Pakhuy                        : “Yakhuy, walaupun kita wanita. Ha, aku yakin. Mereka pasti takut melihat kita!”
Semua              : “Hahaha, yaiyalah!”
Semuanya mulai narcis kecuali Yakhuy yang masih merenung.
Takhuy                        : “Emang, ciri-ciri mereka seperti apa?”
Yakhuy                        : “Yang satu berbadan besar, gagah, kuat, dan sangat menakutkan.”
Zekhuy                        : “Terus yang satu lagi?”
Yakhuy            : “Yang satu lagi, sebaliknya, berbadan kecil, tapi dari wajahnya terpancar keberanian yang luar biasa.”
Nakhuy            : “Satu, dua, tadi….?”
Lyekhuy           : “Tiga orang!!!”
Takhuy                        : Oh yah, yang satu lagi seperti apa wujudnya?”
Kachuy                        : Pastinya seperti manusia lainnya ‘kan?”
Semua              : “Yaiyalah pasti!!!”
Yakhuy                        : “Yang satu sepertinya membawa bayi…”
Semua              : “Bayi?”
Chikuy             : “Whouih…. Lezat!!!”
Kachuy                        : “Wah jadi gak sabar niyh.”
Takhuy                        : “Tunggu jadi yang kamu takutkan itu apa Yakhuy? Sepertinya mereka tidak berbahaya!”
Yakhuy                        : “Aku bilang mereka semua berbahaya!!”
Zekhuy                        : “Sudah, sudah. Lebih baik kita susun rencana untuk membunuh mereka.
            Merekapun berkumpul, kembali rapat dengan serius untuk merencanakan pembunuhan yang kejam.
***
            Di pesisir St. Waterburgs terlihat tiga orang yang ditakuti Yakhuy berkumpul dengan assik. Mereka kelelahan, namun dalam kelelehan mereka masih sempat bermain dan bercanda.
Kachuy                        : “Hei tingkah mereka seperti anak kecil, lihatlah!”
            Di balik pepohonan mereka mengintip apa yang dilakukan tiga orang tersebut.
Pakhuy                        : “Wah iya, aku jadi gak tega melihat mereka bermain seperti itu.”
            Tiga orang tersebutpun sedang assik bermain bola. Yang satu menjadi kipper dan yang satu lagi menjadi penendang bola, dan yang satu lagi, si wanita yang membawa bayi tengah assik menyuraki mereka.
            Dari balik pohon, sang para anak autispun merenung. Yang satu ada yang menangis.
Nakhuy            : “Mereka hidup bahagia. Hikz… Hikz… haruskah kita mengusik mereka?”
Lyekhuy           : “Teman! Tapi kita harus sadar, ingat! Ingat! Sejarah St.Waterburgs kita seperti apa? Apa kita mau sejarah seperti itu terulang kembali untuk kedua kalinya? Maaf saja yah! Aku tak rela!”
Pakhuy                        : “Haha, benar. Lagipula kita sudah lama  tidak makan bayi. Whuah pasti lezat! Aku tak sabar ingin menguliti mereka! Haha!”
            Beberapa dari mereka yang semula bersedih kembali bersemangat.
Wanita             : “Wah makanan…! Lezat!”
Takhuy                        : “STOP!!!”
Wanita             : “Be-ri-sik….”
Takhuy                        : “Kalian yang berisik terus!!! Syutt!”
Zekhuy                        : “Hei kalian semua. Siap-siap yah. Yakhuy dan Chikuy sedang beraksi menuju mereka. Nanti kalau ada aba-aba. Kita semua langsung menyerang mereka. Okay!”
Wanita             : “Siiiaaapppppp!”
            Dari kejauhan terlihat Chikuy datang dan mulai beraksi melintasi tiga orang tersebut. Ketika seorang di antara mereka hendak mengambil bola, chikuy yang lewat di hadapan sosok yang bertubuh tinggi-besar pun saling berhadap-hadapan. Chikuy memandang lama sosok tubuh besar tersebut, dan begitupun sebaliknya. Lama. Mereka terus saling bertatapan.
Lyekhuy           : “Eh dasar dodol! Mereka sedang ngapain sich malah bertatap-tatapan gitu!”
Kachuy                        : “Jangan-jangan mereka jatuh cinta lagi?”
Takhuy                        : “Gak mungkin… gak mungkin…!”
Zekhuy                        : “Haha bisa juga kamu ketakutan!”
Semua langsung melirik ke arah Takhuy, melihat ekspresi Takhuy yang sedang patah hati.
Semua              : “Hahaha”
Tertawa dengan gaya masing-masing, dengan gaya keautisan mereka masing-masing.
            Begitupun halnya dengan dua orang asing di pesisiran tersebut memandang temannya dengan aneh. Sang wanita yang membawa bayi menggeleng-gelengkan kepala sambil mencabuti rumput di depannya. Sedangkan, sang keeper malah melamun sambil tersenyum-senyum sendiri.
Orang asing 1 (Thebe=keeper)           : “Akhirnya, si Ucup jatuh cinta juga! So sweet!”
Langsung mendekat ke arah mereka berdua. Namun ketika dia mendekat, Chikuy dan Ucup tersadar kalau mereka diperhatikan. Entah kenapa Chikuy malah melanjutkan jalannya seperti tak terjadi apa-apa. Begitupun Ucup yang tadi mematung menatap Chikuy kembali berlari untuk mengambil bola.
Orang asing 1 (Thebe) : “Hei, kalian berdua itu kenapa? Bukankah kalian berdua itu sudah saling kenal?”
            Chikhuy dan Ucup pun langsung berhenti seketika. Berjalan dengan gaya mundur dan kembali berpapasan. Saling menunjuk dan saling berteriak.
Ucup                : “Aaaaaakhahah, chikuy ‘kan? Ikh udah lama dech ikkeu gak ketemu….” (Bergaya seperti banci)
Chikhuy           : “Iya ni aku!”
            Mereka berdua pun saling mengenang masa lalu. Thebe sang temannya pun yang dari tadi memperhatikan ikut bergabung. Mereka bercanda dan tertawa, sampai pada akhirnya, Yakhuy memulai aksinya. Merebut si bayi dari tangan wanita asing tersebut. Ucup dan Thebe pun mulai menyadari kalau temannya yang sedang berteriak-teriak dalam keadaan berbahaya.
Orang Asing 2(Yurina) : “Toloong, bayiku! Bayiku!”
            Kontan, teman-temannya pun langsung mengejar Yakhuy.
Zekhuy            : “Akhirnya rencana kita berhasil!”
Takhuy            : “Berhasil, berhasil. (Meledek) Jangan dulu senang. Ayo semua kita siapkan peralatan untuk membunuh mereka. Huh, apalagi yang berbadan besar itu. Tak perlu kita takutkan, dia hanya banci!”
Semua              : “Hahaha”
            Merekapun melanjutkan aksinya. Ketiga orang asing tersebut disekap. Kekejaman merekapun dimulai. ***
Di Cabin.
Ucup                : “Chikuy kita ‘kan teman. Kok kamu tega sih berlaku ini pada ikkeu?”
Chikuy             : “Habis kamu sudah memasuki wilayah St. Waterburgs.” (Kesal)
Thebe              : “Tapi yang aku tahu St. Waterburgs itu hanya tinggal sejarah. Hanya ada dalam cerita!”
Yakhuy            : “Kurang ajar! Maksud kamu apa?”
Zekhuy            : “Sudah-sudah tenang. Kita makan dulu sekarang.”
Takhuy            : “Iya nich, sudah lama tidak makan daging bayi, huh lapaar.”
Yurina             : “Kalian KEJAAAMMM! Tidaak!!!”
Yakhuy                        : “SEMUA! Ayo beraksi!”
            Merekapun mulai beraksi dengan kejam. Mencabik-cabik bayi tersebut dengan keji. Sang pemilik bayi tersebut hanya bisa berteriak dengan sekencang-kencang mungkin.
            Tiba-tiba dari arah luar cabin, datang Mekhuy, seorang wanita dewasa yang berpakaian rapih. Dialah sang ibu dari beberapa anggota murderers gang.  Zhekhuy, Chikuy, Kachuy, dan Nakhuy adalah anak Mekhuy. Dari belakangnya diikuti seorang laki-laki yang mimiknya memperlihatkan kekesalan, dialah Lokhuy, sang ayah dari Yakhuy, Takhuy, Lyekuy, dan Pakhuy.          
Lokhuy                        : “STOP! Hei anakku semua sini! Yakhuy! Kembalikan BONEKA-nya!”
            Semua anak-anak Lokhuy menghadap dan menghentikan permainan.
Mekhuy           : “Aduh kalian itu sedang apa sich? Ulin weh jeung ulin nyak! Ceuk ema oge yeuh kalian jangan terus mainin anak-anaknya pak RT! Aduh maaf yah, anak-anak ibu memang AUTIS semua.” (Sambil membuka tali yang diikatkan)
Yurina             : “Hikzz, BAYI-ku! Kasian kamu mau dimakan!”
            Ceritapun berakhir. St. Waterburgs pun kembali seperti sedia kalanya. Catatan-catatan sejarah St.Waterburgs hanya ada dalam imajinasi mereka. Tidak ada yang bisa disalahkan kenapa bisa seperti itu. Mereka hanyalah sekelompok anak autis yang polos. Mereka seperti anak autis lainnya, memiliki dunianya sendiri. Di mana dalam dunianya mereka bisa bercerita, berpetualang, dan bermimpi. Mereka bukanlah anak-anak biasa.

***+++***
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/Jim_and_ghost_huck_finn.jpg/220px-Jim_and_ghost_huck_finn.jpgSUTRADARA             : YANG PU3 INSANI
EDITOR FILM          : AAN
Para Pemain              :
CHIKA= Kachuy                  OCHI= Chikhuy
IPAH= Pakhuy                     SIRLY= Lyekhuy                 
UZE = Zekhuy                     TINA = Nakhuy
YASIR = Yakhuy                  YATIMAN = Lokhuy
NATHAN= Takhuy                        RINA = Yurina
TB = Tebhe                           AYA    = Meykhuy
YUSUF = Ucup


just my task

America's Got Talentjust my task :  America's Got Talent show
Hello, every bodyhere. Come back again with me “Yang Putri Insani” at our amazing program “America's Got Talent is a British -owned American reality television series on the NBC television network . America's Got Talent”.
Ok, as you know guys… America's Got Talent is a British -owned American reality television series on the NBC television network . America's Got Talent” is a reality talent show that will show singer, dancer, magician, comedian, musician, jokester, or anything that will be inspirator in our life. Beside that, this program has reward 1 million dollar. Owh my God, it is about ten milliards rupiah. It is so great reward, is it?
So, for everyone who has excellent talent in anywhere, in anything, in however old you are… I think you have to come here and you have to participate this program because you do not only get a great prize but also you can show your talent to the world. You will be one of many people who will give inspiration for the other and I hope you will be someone who everybody in the world knows you. Because of that, if you interest to participate this program, we will wait your talent here as soon as.
Ok, now, the time shows us to begin this audition...
But before it, I will introduce jury in this competition. They are three people in front of me who has multitalented.  First, TB David Hasselhoff Van Hellcink, he is so brilliant actor because he can imitate anything creature in this world. So, you must show your best facial expression to make sure his mind. Second, Rina Brandy Swan. She is attractive singer. She has multitalented in singing because she can sing anything song in this world. Even though, she also in the other world. Owh my God, she also sings many songs with alien. Waw, it is so fantastic, is not it? So, you must show your best performance to achieve her heart. And the last, he is Tatang Piers Morgan, he is a critical journalist. I think you can look his eyes so sharp. He can look anything in your detail. So, you must be careful when you show your talent.
Ok, let’s give applause for our amazing jury.
(^_^)
Ok, stop. Now, let’s star our audition. For the first participant, he is from Indonesia. He is so cute, handsome, sweet, attractive, wise, diligent, clever, smart, funny, and unique. Beside that, he has beautiful voice. I believe everyone here knows who he is. Ok, let’s welcome our first participant, ……… Syahreza.***

Chapter I Cinta Seindah Mega



Chapter I
Cinta Seindah Mega

Kenapa selama ini kamu tak pernah jujur. Kenapa ketika kamu udah mendapatkan yang kamu inginkan, kamu pergi begitu saja. Cinta kau jahat sekali. Kau kira aku gak menangis karena aku kuat? Kau salah!!! Aku lakuin semua itu terpaksa. Karena kamu. Semua untuk kamu. Kau bilang kamu yang selalu mengalah. Kau salah, aku yang selalu mengalah. Sekali lagi aku memang gak nangis. Aku gak nangis!!! Tapi hati aku begitu rapuh, sangat rapuh sampai air mata ini hilang bersama kepergianmu. Air mataku kering karenamu.***
          Mega, seperti itulah namanya. Cewek ini adalah teman sekelasku yang sangat sulit ditebak. Menurutku dia cantik. Namun entah kenapa dia begitu pendiam. Apalagi jika didekati cowok, pasti dengan tidak segan dia akan memicingkan mata sehingga mata indahnya terkesan seram. Oleh karena itu, di kalangan para cowok, Mega sering disebut si Ratu Jutex.
“Pantes aja, jomblo terus!” sahut sobatku si David yang belakangan ini tetap berusaha deketin Mega. “Gila Rif, masa gw udah baik-baik nawarin minuman tadi di kantin. Eh dia malah numpahin minuman itu di depan gw. Ah sebel!!! Gila tuch cewe! Jadi pengen nyumpahin dia dech gw!!!”
“Ya Tuhan..., kamu jangan gitu Vid. Mungkin dia gak sengaja kali,” komentarku mencoba menenangkan David yang terlihat beberapa kali mengepalkan tangannya.
“Ah lo, lo terlalu baik c ma cewek. Si Farah aja, udah berapa kali dia jelas ketahuan selingkuh, eh kamu terus-terusan maafin dia. Arghgh, gw kesel kalau di dunia ini masih ada cowok kayak loh! Mau-maunya dijajah cewek!”
“Lho koq km bawa-bawa si Farah c! Lagian wajar aja, kita kan beda kampus. Kalau ketahuan dia lagi jalan ma cowok lain ya wajarlah, yang penting dia tidak melakukan hal yang kelewatan! Jangan sok nge-judge gitu!”
“Ah BANCI loe!” umpatnya tiba-tiba.
“Apa? Gila loe! Loe kadal!” Saat itu pun aku mulai mendadak emosi.  Jujur, sepanjang hidup gw paling sensitif dibilang banci. Padahal sahabatku ini tahu betul dengan sifatku, kalau dibilang banci pasti aku bakal serang dengan umpatan lebih keji. Dia memang nantang aku rupanya. 
Dia balas perkataan gw dengan senyum sinisnya. Akupun semakin kesal!
“Justru loe yang sekarang lagi dibutakan cinta. Loe uring-uringan karena cinta loe gak kesampaian. Iya kan? Itu lebih parah!” timpalku kemudian, dia mesti tahu kalau selama ini dia tak bisa menganggapku remeh dan terus-terusan harus aku yang mengalah seperti sebelumnya.
Kali ini tidak, dia sudah cukup keterlaluan, bahkan aku tak peduli kalau si David yang lagi emosi itu meninjuku. Toh gw bukan banci seperti tetanggaku yang bilang ayahku banci gara-gara dia yang merawatku. Semua itu salah. Aku udah siap menerima resiko apapun. Kalaupun itu terjadi pasti aku juga akan membalas pukulan demi pukulannya.
 “Ah lo! Anjink! Kalau aja lo bukan sobat gw!” BUUuuk!! Pukulan keras benar-benar menghantam ususku. Aku pun yang dari tadi memang sudah mempersiapkan hal itu langsung segera melayangkan pukulan balasan. Sejak saat itu, kami saling babuk hantam. Serangan kami sangat membabi buta hingga beberapa teman kampus yang ada di sekitar kantin melihat permainan baku hantam kami. Sampai tiba-tiba ada suara Mega yang benar-benar membuat kami berdua kaget.
“STOP! Kata aku STOP! David... maaf kalau tadi minuman tumpah. Aku gak sengaja. Hanya saja aku memang selalu kesal kalau.... Ah sudahlah!” Tiba-tiba Mega berlari dari hadapan kami berdua. Dalam keadaanku yang babak belur, entah ada malaikat apa yang merasuksi tubuhku. Sempoyongan aku mengejar Mega. Namun dari belakang, si David tetap mengejarku. Sekonyong-konyong dia menarik tubuhku dan melepaskan kembali beberapa pukulan.
“Hei loe banci! Loe masih kejar tuch cewek? Makan tuch cewek! Mulai detik ini Loe musuh gw selamanya!” Ancam David sambil meninggalkan aku dalam keadaan tak berdaya. Aku pun langsung segera me=ncari tempat untuk sedikit berbaring. Kantin yang saat itu ramai kini sedikit demi sedikit bubar. Beberapa temanku datang dan langsung membawaku ke poliklinik.
“Kalian berdua parah banget sich, masa si Mega, Ratu Jutex itu masih saja kalian perebutin? Kayak gak ada cewek lain aja?” Sahut Ferry, kosma kelasku yang datang menjenguk.
Aku pun melihat ke pasien di sebelahku. Ternyata di situ juga ada David yang sama-sama berbaring tak berdaya. Ah, apa peduliku tentang dia. Toh dia sama sekali sudah memutuskan persahabatan. Apalagi pertanyaan si Ferry, sama sekali tak perlu aku jawab.
“Oiya, tadi salah satu pelayan kantin ada yang langsung melaporkan kalian ke satpam karena katanya kalian sangat sulit banget untuk dilerai. Huh, ada-ada aja. Mungkin setelah ini kalian akan dipanggil ke kabag kemahasiswaan fakultas. Semoga kalian tidak diskorsing!”
“Skorsing?” tanyaku walau dalam keadaan sekujur tubuh sakit luar biasa. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku diskorsing. Apa kata ayahku yang super keras itu. Ah mati aku.
“Iya, itu bisa aja terjadi. Kecuali kalian mau berusaha melobi dekan. Mungkin, ya kalian bisa saling menutupi apa yang terjadi sebenarnya. Jangan sampai kalian memperlihatkan kalau di antara kalian masih ada masalah!”
          Ucapan sang kosma pun ternyata benar, semua yang dikatakannya terjadi. Pihak fakultas siap melayangkan surat skorsing bersama pemanggilan orang tua. Hwuih gawat itu! Untunglah, si David mau diajak kerja-sama juga. Jadi, kami bisa selamat dan benar-benar bebas dari hukuman skorsing tersebut.
“Jangan GR ya, kalau sikap gw tadi bukan berarti masalah kita beres. Gw gak bakal pernah lupain pengkhianatan ini. Ah! Brengsek loe!” selepas sidang hukum si David pun tetap saja bawel di depanku. Makian dia tak ada habisnya.
          Getir. Tatapan si David begitu penuh kebencian. Aku yang sempat terpancing emosi berusaha sekuat mungkin menahan diri. Kalau aja saat dia ngomong kayak gitu bukan di depan ruang fakultas. Sudah aku hajar habis-habisan sebagai balasan dari serangannya yang tiba-tiba ke arahku saat mengejar Mega.***
          Mega.... cewek jutex itu sedang di  mana dia? Kenapa beberapa hari ini dia gak masuk... Ada apa dengan dia.. Kenapa kamu Mega, ada apa? Air mata itu, kenapa selalu terbanyang olehku. Kenapa bisa dia sempat ikut-ikutan melerai kami. Apa dia mengetahui percakapan kami? Bahkan ia sempat mengucapkan beberapa kata yang tak sempat ia lanjut.. Dia mau berkata apa lagi sich? Ia malah pergi dengan tangisnya, dan kenapa sejak saat itu sampai saat ini dia belum juga terlihat di kampus... Ada apa dengan dia? Mega...baik-baik ‘kah kamu?
“Ferr, kamu tahu kabar Mega?” Tanyaku langsung saat perkuliahan terakhir beres.
“Ah kamu, ngapain tanya Mega?”
“Apa aku salah? Kamu ‘kan kosma. Jangan mentang-mentang Mega pernah nolak kamu dan kamu jadi gak mau tahu apa-apa tentang dia!”
“Gw emang gak tau apa-apa! Ah loe, gw kira loe cowok satu-satunya yang gak pengen nyoba deketin si Mega.. Tapi ternyata loe terpesona juga ma kemolekan dan keanehan dirinya.”
“Masalahnya beda, kamu...” akupun sendiri mulai terdiam sesaat. Memang, karena Farah, aku selalu mencoba setia. Aku gak pernah mau peduli dan berniat ngedeketin cewek cantik seperti apapun. Apalagi ngepenasarin cewek jutek kayak Mega. Tahu kisah si Ferry pun, cowok pertama yang ngedeketin Mega di kelas dengan berusaha ngasih jabatan dia sebagai sekretarisnya bener-bener ditolak mentah-mentah dengan seenaknya, hff di depan temen sekelas lagi.
“Busyet dah, jarang ngomong, pas sekali ngomong bikin sakit hati orang!!!!” Umpat Ferry keras.
“Ouopz Arif, sorry tadi aku ngomong kepancing emosi. Maklum Rif, dulu aku sampai pernah dikatain ‘penjilat di depan temen sekelas. Kamu juga pasti masih ingat jelas tentang hal itu. Tapi ya sudahlah, aku juga sebenarnya mengkhawatirkan dia. Walau bagaimanapun, sejutek apapun dia tetap manusia, wanita malah, yang pasti ada celah. Ini aku kasih alamat dia, semoga kamu menjadi orang pertama yang mampu menerobos relung hatinya yang terkunci...”
          Aku yang masih terhenyak mendengar kata-katanya tak mampu berkata apa-apa. Aku memang selalu seperti ini. Aku memang tipikal laki-laki yang tak suka banyak omong. Malah mungkin lebih cenderung diam dan tak terlalu banyak omong. Yah, orang lain yang mengenal keluargaku pasti selalu bilang, ‘Arif kamu memang seperti papahmu.’ Ah apapun itu, aku memang malas saja melayani orang-orang yang banyak omong. Mendengar omongannya tanpa aku ajak bicarapun sudah panjang apalagi kalau aku ajak ngobrol, pasti tak akan berhenti.
“Nah ini dia, aku sms’kan ya alamatnya. Pokoknya selamat berjuang aja dech..!”
“Ah kamu Ferr aku cari dia bukan berarti aku mengejar cinta dia. Tapi memang ada urusan. Ya udah, thanks yach!”
“Yoooiiii, berjuang! Kalian memang cocok!!!!”
Sahutnya terus dari kejauhan. Sambil bergegas ke tempat parkir aku hanya melambaikan tangan kepadanya. Secepat mungkin meluncur ke rumah Mega berada. ***
Kenapa selama ini kamu tak pernah jujur. Kenapa ketika kamu udah mendapatkan yang kamu inginkan, kamu pergi begitu saja. Cinta kau jahat sekali. Kau kira aku gak menangis karena aku kuat? Kau salah!!! Aku lakuin semua itu terpaksa. Karena kamu. Semua untuk kamu. Kau bilang kamu yang selalu mengalah. Kau salah, aku yang selalu mengalah. Sekali lagi aku memang gak nangis. Aku gak nangis!!! Tapi hati aku begitu rapuh, sangat rapuh sampai air mata ini hilang bersama kepergianmu. Air mataku kering karenamu.
          Kata-kata itu adalah halaman pertama buku hariannya yang ia letakkan tak jauh di atas meja pinggir tempat tidurnya. Dalam lelapnya, lekat-lekat aku pandangi wajah Mega. Sangat cantik seperti mega. Melihatnya saat terjaga seperti memandang mega di atas langit yang cerah. Raut wajahnya memancarkan kehangatan walau ia dalam keadaan sakit sekalipun. Mega ada apa sebenarnya? Kenapa kamu menulis kata-kata itu di halaman pertama buku harianmu ini.
“Arif?” tanya Tante Santi, mamahnya Mega yang saat itu kaget memergoki aku tengah memegang buku harian Mega.
“Ma-ma-af tante, gak sengaja. Tadi buku ini ter-ja-tuh..” kataku terbata-bata karena memang apa yang aku ucapkan adalah sebuah kepalsuan.
“Iya, lain kali hati-hati. Itu buku kesayangan Mega. Makanya tante sengaja bawa ke sini. Dia selalu menulis apa-apa di buku hariannya. Maklum, dari dulu Mega selalu merasa buku hariannya itu adalah soulmate yang benar-benar soulmate, bahkan ia bilang buku hariannya itu lebih berharga dibandingkan sahabat atau pacarnya sekalipun! Entah apa yang ia tulis, yang pasti kalau ketahuan ada yang baca tulisannya, dia pasti bakal habis-habisan marah”
“Mega memang unik ya tante...” komentarku pendek.
“Aneh? Hehe tapi mohon dimaklum ya nak. Mungkin semua itu akibat dari lingkungan yang dialami Mega ketika kecil. Dulu, tante hidupnya nomaden sih. Mencari uang sendiri karena, maaf, mungkin tante cerita sama nak Arif saja, tolong jangan ceritakan ke teman ‘nak Arif lainnya!”
“Baik tante. Memang kenapa?”
“Iya, suami tante meninggalkan tante begitu saja. Bahkan sekarang entah di mana dia berada. Yang pasti nak Arif, sampai sekarang tante belum tahu ayah Mega di mana. Karena itu, sejak kecil Mega yang ikut hidup melarat bersama tante terbiasa membantu tante kerja, jual gorengan di terminal, bahkan jadi kuli nyuci pakaian Mega sudah terbiasa dari sejak kecil. Bukan hanya itu, karena tante yang memang banting ke sana ke mari jadi pembantu di rumah-rumah akhirnya sekolah Mega pindah-pindah seusai daerah tante kerja. Semua itu membuat Mega jadi sulit memiliki teman...”
“Oh, makanya Mega lebih senang berbagi apapun dengan buku hariannya yang memang nyata selalu ada? Bukan begitu tante?” simpulku dengan cepat karena aku lihat Tante Santi mulai bernostalgila.
          Tante Santi pun langsung tersenyum ceria. Namun tiba-tiba matanya nanar, ada butiran air mata yang keluar begitu saja.
“Tante kenapa?”
“Tante gak mau kehilangan Mega... Bagi tante, Mega itu adalah hidup tante. Dia terkena Leukemia... Tante gak tahu harus bagaimana...”
“Tante...kalau Arif bisa bantu, mungkin Arif ada sedikit tabungan. Siapa tahu bisa membantu Mega...”
“Makasih nak Arif... pasti tante ganti, tapi tolong kalau Mega bangun jangan kasih tahu kalau kamu membantunya, dia pasti yang akan mencari uang ganti pengobatannya. Tante gak mau dia kecapaian.”
“Tentu saja tante, tidak usah diganti...”
          Sejak itulah, aku dan tante Santi begitu dekat. Awal pertemuan kami, sebenarnya dalam keadaan yang sangat mendesak. Ketika aku sampai di rumah Mega. Tante Santi berada di beranda rumah, dia tiba-tiba langsung berteriak ke arahku dan dari kejauhan aku lihat dia sepertinya sedang memangku Mega. Ternyata benar. Akupun segera mengantar mereka berdua ke rumah sakit. Ternyata, semua itu akibat Mega belum sempat cuci darah. Mega sudah telat sepuluh hari dari jadwal. Untunglah, nyawa masih miliknya, berulang kali dokterpun takjub karena baru kali ini ada penderita leukemia yang mampu bertahan tanpa cuci darah selama sepuluh hari.
“Akhirnya, kamu bisa pulang juga” ucapku seolah aku dekat dengannya ketika melihat ia siuman. Tiba-tiba Mega pun menjawab dengan senyumnya yang merekah. Sangat indah, seperti mega langit yang keindahannya membentang luas tiada ujung.
“Makasih Arif...” nadanya begitu lembut, seperti angin sepoi yang menyejukan. Menambah keindahan sang mega. Aku sempat membayangkan kalau aku berada di pinggir pantai dengan pemandangan langit yang berwarna biru cerah dan ditemani udara segar di pagi hari. Menakjubkan.
“Akhirnya!” tawaku mengembang.
“Kenapa?”
“Iya, akhirnya aku bisa dengar juga suara kamu yang benar-benar ditujukan kepadaku.”
“Memang kenapa? Pasti gara-gara aku jarang ngomong ya?”
“Sebenarnya, kalau kamu termasuk orang yang memerhatikan aku. Mungkin aku juga termasuk orang yang jarang ngomong, iya kan?”
“Aku... ehmm kita, memang gak pernah ngomong bareng ‘kan sebelumnya? Iya ya, kamu sepertiku!” tanggapnya hangat sambil terus tersenyum manis padaku. Khusus padaku.
“Iya, sebelum mengenalmu, dulu aku selalu menganggap kalau akulah orang yang paling pelit buat ngomong, ternyata kamu mengalahkan rekorku...”
“Benar?” pertanyaannya langsung dihiasi dengan ketawa mungilnya. Sangat cantik.
“Iya, bahkan SMA aku kena sindiran ‘Cobiez!”
“Cobiez?”
“Iya cowok abiez, hehehe... gak sich sebenarnya itu singkatan dari cool abiez or dalam kasarnya cowok bisu...”
“Hehehe, khuwaach dikirain apa, haha...”
          Saat itu ketawanya begitu lepas, tante Santi yang kebetulan datang pada saat itu langsung ikut ganbung tertawa walau tak tahu apa-apa. Aku baru tahu, Mega, cewek aneh ini, memang benar-benar unik. Sangat luar biasa indah. Kepribadiannya sulit ditebak seperti kita sulit menerka bentuk awan di langit. Namun, dari situlah keindahan Mega.
          Mega... siapapun kamu, seperti apapun kondisimu sekarang, seperti apa pun masa lalumu yang kau tulis dalam buku harianmu dan seterikat apapun aku sekarang, aku tetap gak peduli dengan rasa yang tengah aku nikmatin. Yang aku tahu, aku memang benar-benar mencintaimu Mega. Mega... baru kali ini aku merasakan cinta seindah mega. Cintaku yang aku rasakan ini begitu luas, dan semoga tidak ada ujung. Hanya padamu Mega aku akan mencintaimu seindah mega langit. Maafkan aku Farah. ***